1. Seorang
guru sebagai pendidik perlu memahami hakikat pendidikan karena :
·
Agar transaksi pendidikan dilandasi oleh
sikap saling menghargai harkat masing-masing antara pendidik dengan peserta
didik
·
Agar pendidik menyadari sepenuhnya bahwa
otoritas profesional yang diberikan kepadanya hanya mempunyai satu tujuan,
yaitu untuk memandirikan subjek didik, bukan untuk memanjakannya
·
Agar pendidik berperan dinamis untuk
memungkinkan keterlibatan mental subjek didik yang maksimal di dalam
aktualisasikan pengalaman belajar
·
Agar pendidik membantu peserta didik
mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai luhur pancasila dan
mengintegrasikannya dalam hidup pribadi maupun hidup sosialnya
·
Agar pendidik dapat memahami penggunaan
strategi mengajar yang tepat dan cara penyusunan satuan pengajaran yang
menerapkan konsep cara siswa aktif.
2. Dalam kegiatan atau proses
pendidikan terdapat faktor-faktor pendidikan yang dapat membentuk pola
interaksi atau saling mempengaruhi. Faktor-faktor pendidikan tersebut adalah :
(a) faktor tujuan, (b) faktor pendidik, (c) faktor subjek didik, (d) faktor
isi/materi pelajaran, (e) faktor cara/metode dan alat, (f) faktor situasi
lingkungan. Keenam faktor tersebut saling mempengaruhi dan saling berinteraksi
sesamanya.
Dalam proses pendidikan, proses
pencapaian tujuan selalu ditempuh melalui suatu media berupa bahan atau isi
pendidikan dengan cara/metode dan alat tertentu yang dipakai pendidik dan
subjek didik dalam mencapai tujuan tersebut. Setiap interaksi educatif selalu
berlangsung di dalam situasi lingkungan tertentu. Situasi lingkungan ini
berpengaruh terhadap upaya pencapaian tujuan, sehingga harus dipertimbangkan,
bahkan dimanfaatkan oleh pendidik sebagai bahan muatan lokal.
Sebagai
contoh, guru dan murid sedang melakukan suatu kegiatan belajar-mengajar.
Mula-mula guru itu menjelaskan apa yang ingin dicapai dengan kegiatan itu.
Tujuannya adalah agar murid dapat menghitung luas benda datar, sambil murid
membentuk bidang datar pada papan berpaku serta gelang karet yang sudah
disediakan. Murid mencoba menghitung luas masing-masing benda yang dibuatnya
dengan menghitung jumlah kotak-kotak yang ada pada setiap bagian. Kemudian guru
bersama murid menyimpulkan rumus menghitung luas siku empat dan segitiga sama
kaki tadi. Selanjutnya, dibagi lembaran kerja yang berisi tugas untuk
menghitung luas pekarangan sekolah, luas papan tulis dan sebagainya, terakhir
guru mengumpulkan tugas dan menilainya.
3. Jenis-jenis
lingkungan :
(a). Keluarga, merupakan pengelompokkan
primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang yang mempunyai hubungan pertalian
darah. Keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama
sehingga berperan dan berpengaruh kuat dalam pembentukan prilaku, sikap,
kebiasaan, penanaman nilai-nilai, dan kepribadian anak.
(b). Sekolah, jalur pendidikan sekolah
diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar dengan organisasi
yang tersusun rapi, terencana, berjenjang dan berkesinambungan. Sekolah sebagai
salah satu pusat pendidikan haruslah meningkatkan sumber daya manusia yang
berkualitas, sehingga diperlukan upaya-upaya pemikiran dan tindakan yang
mengarah pada peningkatan pemaksimalan fungsi seluruh komponen-komponen yang
terkait dalam proses pendidikan itu, baik yang bersifat teknis, personal,
maupun sarana dan prasarana fisik lainnya.
(c). Masyarakat, adalah salah satu
lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi
seseorang. Dalam rangka tujuan pendidikan nasional, masyarakat ikut membantu
menyelenggarakan pendidikan, membantu pengadaan tenaga, biaya, prasarana dan
sarana, menyediakan lapangan kerja dan membantu mengembangkan profesi baik
langsung maupun tidak.
Upaya-upaya
yang dilakukan untuk membentuk hubungan kerjasama yang baik antar ketiga
lingkungan pendidikan adalah :
1. Dilingkungan
keluarga telah diupayakan berbagai hal seperti perbaikan gizi, permainan
edukatif, penyuluhan orang tua dan sebagainya, yang dapat menjadi landasan
pengembangan selanjutnya disekolah dan masyarakat
2. Dilingkungan
sekolah diupayakan berbagai hal yang lebih mendekatkan sekolah dengan orang tua
siswa seperti adanya organisasi orang tua siswa, kunjungan rumah oleh personel
sekolah dan sebagainya serta mengupayakan agar program yang erat kaitannya
dengan masyarakat sekitar (siswa kemasyarakatan, narasumber dari masyarakat,
sekolah dan sebagainya)
3. Lingkungan
masyarakat mengusahakan berbagai kegiatan atau program yang menunjang/
melengkapi program sekolah dan keluarga. Kerjasama tersebut dituangkan dalam
UUSPN No.20 Tahun 2003 yang berbunyi “Komite sekolah/ madrasah, adalah lembaga
mandiri yang beranggotakan orangtua/wali peserta didik, komunitas sekolah,
serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.
4. Asas-asas
pokok dalam pendidikan adalah tutwuri handayani, belajar sepanjang hayat, dan
kemandirian dalam belajar. Penerapan asas-asas pokok dalam pendidikan, baik di
sekolah maupun di luar sekolah dengan berpedoman kepada kebebasan dalam belajar
sepanjang hayat yang bermuara kepada kemandirian dalam belajar. Untuk itu,
seorang pendidik perlu menyesuaikan pendekatan yang digunakannya dalam kegiatan
pembelajaran. Pendekatan dalam pembelajaran tersebut ialah pendekatan yang
berpusat kepada peserta didik, sehingga pendidik menempatkan dirinya sebagai
fasilitator, informator, motivator, dan organisator.
5. Penanggulangan
(pemecahan masalah) yang menyebabkan berkurangnya permasalahan pendidikan di
Indonesia :
·
Pendidikan harus senantiasa diperbaharui
(direnovasi) sesuai dengan perkembangan yang terjadi diluar bidang pendidikan
itu sendiri. Misalnya kurikulum harus fleksibel, jika perlu diperbaharui.
Kurikulum jangan mengakibatkan peserta didik selalu tertinggal dibanding dengan
kemajuan IPTEK di luar dunia pendidikan tersebut
·
Pendidikan berusaha menahan laju
pertumbuhan penduduk atau pendidikan harus mencari sistem baru yang dapat
melayani semua orang yang memerlukan pendidikan
·
Aspirasi masyarakat terhadap pendidikan
didukung dan didorong terus agar lebih meningkat lagi. Sementara itu sistem
pendidikan dibaharui/ dikembangkan sehingga dapat memenuhi aspirasi tersebut.
·
Sistem pendidikan meningkatkan
peran/fungsinya sebagai pengembangan kebudayaan diseluruh pelosok tanah air.
Sejalan dengan itu pihak lain yang terkait harus dapat membuka keterisolasian
sebagian desa kita dan membuka sarana kehidupan yang lebih baik.
6. Hal-hal
yang melatar belakangi perlunya pembaruan “Sistem pendidikan nasional dengan
lahirnya UU RI No.20 Tahun 2003, yakni :
·
Masalah
Pemerataan Pendidikan, idealnya diharapkan bahwa pendidikan
nasional dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga
negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan. Sedangkan kenyataannya bahwa
masih banyak negara khususnya warga usia sekolah tidak tertampung di lembaga
pendidikan (sekolah) yang “ada”. Permasalahannya adalah bagaimana sistem
pendidikan di kelola sehingga dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya
bagi seluruh warga negara memperoleh pendidikan.
·
Masalah
Mutu Pendidikan, mutu pendidikan umumnya dilihat dari
hasil pendidikan itu sendiri. Kriteria untuk hasil ini adalah kadar
ketercapaian tujuan pendidikan itu sendiri tergantung pada unit/ lembaga yang
menyelenggarakan pendidikan tersebut sehingga mengalami kesukaran untuk
menetapkan kadar mutu yang sesunggguhnya, oleh sebab itu permasalahan mutu
pendidikan sukar diketahui dalam arti yang sesungguhnya
·
Masalah
Relevansi Pendidikan, pendidikan dikatakan relevan (ideal)
jika sistem pendidikan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan. Relevansi tersebut mencakup kuantitas ataupun kualitas output
tersebut. Selanjutnya relevansi tersebut hendaknya mempunyai tingkat
keterkaitan dan kesepadanan. Kadar permasalahan ditentukan oleh tingkat
relevansi antara sistem pendidikan dengan kebutuhan masyarakat pembangunan
tersebut. Bila tingkat relevansi tinggi maka pendidikan dikatakan relevan.
permasalahan akan semakin rumit jika tingkat relevannya tersebut rendah.
7. Aliran-aliran yang termasuk aliran
klasik :
§ Aliran Empirisme (dipelopori John
Locke, 1632-1704)
Empirisme berasal dari
bahasa Latin, asal katanya ; empiri berarti pengalaman. Perkembangan seseorang
tergantung seratus persen pada pengaruh lingkungan atau pada
pengalaman-pengalaman yang diperoleh dalam kehidupannya.
Menurut John Locke (dalam Blishen, 1970) hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pendidikan adalah :



1) Apa
yang paling tepat bagi anak itu sesuai dengan umurnya (tingkat perkembangannya)
2) Hasrat-hasratnya
yang amat kuat
3) Kecenderungannya
mengikuti orangtua tanpa merusak semangat anak itu
4) Anak
harus dianggap sebagai makhluk rasional, dalam hal ini kepada anak harus
diberikan alasan tentang hal-hal yang dituntut darinya
5) Pelajaran
di sekolah jangan sampai menjadi beban bagi anak, namun hendaknya menyenangkan
dan merupakan suasana bermain yang membuka seluas-luasnya berbagai kemungkinan
yang dapat timbul.
§ Aliran Nativisme (dipelopori
Sckophenhauer, 1788-1880)
Nativisme berasal dari
bahasa Latin, asal katanya “natives” berarti terlahir. Seseorang akan
berkembang berdasarkan apa yang dibawanya dari lahir. Hasil akhir perkembangan
dan pendidikan manusia ditentukan oleh pembawaannya dari lahir, dimana ada yang
baik dan ada yang buruk. Menurutnya, lingkungan sekitar tidak ada artinya,
sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan seseorang.
§ Aliran Naturalisme (dipelopori J.J
Rousseau, 1712-1778)
Naturalisme berasal
dari bahasa Latin, dari kata “nature” artinya alam, tabiat, dan pembawaan.
Aliran ini dinamakan juga nagativisme ialah aliran yang meragukan pendidikan
untuk perkembangan seseorang karena dia dilahirkan dengan pembawaan yang baik.
Kesimpulannya bahwa kodrat atau alam manusia adalah baik; masyarakat adalah
buruk; dan untuk memperbaiki kesusilaan, kebiasaan dalam masyarakat orang wajib
kembali ke alam atau kodrat.
§ Aliran Konvergensi (dipelopori
William Stern, 1871-1937)
Aliran ini
mempertemukan atau mengawinkan dua aliran yang berlawanan di atas antara
nativisme dan empirisme. Perkembangan seseorang tergantung kepada pembawaan dan
lingkungannya. Dengan kata lain pembawaan dan lingkungan mempengaruhi
perkembangan seseorang. Pembawaan seseorang baru berkembang karena pengaruh
lingkungan. Jadi, menurut teori konvergensi :
a. Pendidikan
mungkin dilaksanakan
b. Pendidikan
diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan pada anak didik untuk
mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang buruk
c. Yang
membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan
Aliran
yang saya pilih dalam pelaksanaan pendidikan adalah Aliran Konvergensi, karena hasil pendidikan tergantung pada
pembawaan dan lingkungannya. Pendidikan mungkin dilaksanakan namun yang
membatasi hasil pendidikan tersebut adalah pembawaan dan lingkungan. Oleh sebab
itu, pendidik hendaknya dapat menciptakan suatu lingkungan yang tepat dan
beraneka ragam agar pembawaan dapat berkembang semaksimal mungkin.
8. Menurut
saya, selama UN itu dilaksanakan secara murni (tanpa adanya kebocoran soal) itu
sah-sah saja, sebab melalui UN kita dapat melihat mutu pendidikan kita secara
umum. Namun ada baiknya jika hasil UN tersebut juga ikut ditentukan oleh pihak sekolah
sebab pihak sekolah lah yang tahu secara mendetail kondisi peserta didiknya.
9. Peran pendidikan dalam pengembangan sumber
daya manusia, adalah :
·
Mencerdaskan kehidupan bangsa
·
Membangun manusia sebagai pelaksana
transformasi
·
Membina manusia menjadi tenaga produktif
·
Membentuk kepribadian yang berorientasi
kepada prestasi
·
Memperhitungkan dimensi sumber daya
manusia dan pengembangan lapangan kerja
·
Merobah pola pikir masyarakat yang masih
pada taraf rendah
Peran pendidikan dalam
pembangunan lingkungan hidup, adalah :
·
Memberikan arahan pada manusia bahwa
memelihara, mengelola, dan melestarikan lingkungan hidup adalah suatu keharusan
·
Memberikan bimbingan bahwa pengendalian
alam harus bersifat rasional dan tidak merusak tata lingkungan hidup manusia
·
Supaya pembangunan yang dilaksanakan
dapat menjaga keseimbangan dan pembinaan ekosistem
·
Untuk mengolah sumber daya alam
masyarakat dapat memberikan manfaat bagi manusia
·
Untuk menselaraskan antara kebutuhan
masyarakat dengan daya dukung alam yang ada
·
Membudayakan pola hidup yang serasi
dengan ekosistemnya.
10. Upaya
pendidikan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan masyarakat masa depan, adalah
:
·
Pembentukan/perubahan
nilai atau sikap,
dilakukan untuk mengantisipasi masa depan yang bersifat global dan arus informasi
yang cepat. Pembentukan ini haruslah sesuai dengan nilai-nilai luhur yang
mendasari kepribadian bangsa Indonesia agar terhindar dari krisis identitas.
Bisa dilakukan dalam berbagai cara, seperti pembiasaan, keteladanan, dan
seharusnya dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
·
Pengembangan
kebudayaan, budaya Indonesia haruslah dilestarikan
agar nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang menjadi inti ketahanan budaya
dapat menjadi acuan pokok dalam memilih dan memilah segala pengaruh yang datang
dari luar agar tidak terjadi krisis identitas bangsa Indonesia.
·
Pengembangan
sarana pendidikan, meliputi :
o
Pemantapan kurikulum (kurikulum inti dan
lokal)
o
Pemantapan strategi pembelajaran
o
Peningkatan kualitas tenaga kependidikan
o
Peningkatan sumber daya pendidikan
lainnya.
JAWABAN
SOAL UJIAN SEMESTER
PENGANTAR PENDIDIKAN

OLEH
:
LIDWINA
SHINTA ZAGOTO ( 1108711)
JURUSAN
MATEMATIKA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar